Agus yang cenderung pendiam sangat gugup menghadapi kencan pertamanya. Ia lalu bertanya kepada sahabatnya.
"Aku takut kalau nanti komunikasinya tidak lancar. Bagaimana sih cara menyiasatinya?"
"Perempuan itu paling suka kalau diajak ngobrol soal keluarga, makanan dan hal-hal yang berbau filsafat. Coba deh, pasti kencanmu menyenangkan", saran sahabatnya.
Agus pun dengan lebih percaya diri pergi berkencan. Sayangnya begitu saling menanyakan apa kabar, keduanya langsung terdiam. Kebisuan terus berlanjut.
Teringat saran sahabatnya, Agus bertanya teman kencannya, "Kamu punya kakak?"
"Tidak."
Terdiam lagi. Agus mencoba topik kedua, "Kamu suka masakan Padang nggak?"
"Nggak."
Agus serasa mati kutu. Lalu ia teringat topik ketiga. Mencoba sesuatu yang filosofis, Agus bertanya, "Seandainya kamu punya kakak, kira-kira ia suka masakan Padang nggak ya.....?"
"Aku takut kalau nanti komunikasinya tidak lancar. Bagaimana sih cara menyiasatinya?"
"Perempuan itu paling suka kalau diajak ngobrol soal keluarga, makanan dan hal-hal yang berbau filsafat. Coba deh, pasti kencanmu menyenangkan", saran sahabatnya.
Agus pun dengan lebih percaya diri pergi berkencan. Sayangnya begitu saling menanyakan apa kabar, keduanya langsung terdiam. Kebisuan terus berlanjut.
Teringat saran sahabatnya, Agus bertanya teman kencannya, "Kamu punya kakak?"
"Tidak."
Terdiam lagi. Agus mencoba topik kedua, "Kamu suka masakan Padang nggak?"
"Nggak."
Agus serasa mati kutu. Lalu ia teringat topik ketiga. Mencoba sesuatu yang filosofis, Agus bertanya, "Seandainya kamu punya kakak, kira-kira ia suka masakan Padang nggak ya.....?"
No comments:
Post a Comment